Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar
di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan
dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi.
Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya
bundar telur sampai
lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Rasa manis, lama-lama terasa sedikit pahit, netral. Anti rematik,
penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif, peluruh kencing,
peluruh dahak (mucolytic), penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti
radang, obat batuk (antitussif, menghilangkan racun (detoksifikasi), obat
cacing, pereda kejang.
KANDUNGAN KIMIA:
Batang dan daun mengandung: Asperuloside, deacetylasperuloside,
scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin,
oleanolic acid dan minyak menguap.
Nama Lokal :
Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).
Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).
Penyakit
Yang Dapat Diobati :
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan
Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan
Pemanfaatan
:
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh herba atau akar.
Setelah dikumpulkan, dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat
kering, untuk digunakan bila perlu.
KEGUNAAN:
· Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan,
perut kembung.
- Rasa sakit pada luka, mata atau telinga.
· Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi.
· Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis),
disentri.
· Bronkhitis, batuk (whooping cough).
· Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur),
keseleo.
· Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi)
- Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian.
- Kencing tidak lancar
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-60 g, rebus.
Pemakaian luar: Herba secukupnya setelah dicuci bersih digiling
halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau herba secukupnya digodok,
airnya untuk cuci. Dipakai untuk
pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, abses, bisul, borok pada
kulit, gigitan ular berbisa.
CARA PEMAKAIAN:
1. Perut mules karena angin :
25 lembar daun dibuat
sayur atau dikukus, makan sebagai lalab
matang. Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu
diikatkan
pada perut.
2. Mata terasa panas dan bengkak:
Daun secukupnya dicuci
bersih lalu direbus dengan air. Setelah
mendidih diangkat,
penderita didudukkan diatas uapnya. Bila
air
sudah hangat, maka
daunnya dibungkus dengan sepotong kain,
letakkan diatas mata
yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru
kompres tersebut diganti
lagi.
3. Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri :
15-60 g daun segar
dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur.
Tambahkan 1 cangkir air
matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk
merata lalu
disaring. Minum sebelum makan.
4. Herpes zooster (cacar ular):
Daun dicuci lalu
ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit
air dan garam
secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung-
gelembung kecil dikulit.
5. Sariawan:
1/6 genggam daun kentut,
1/5 genggam daun iler, 1/4 genggam
daun saga, 1/5 genggam
daun picisan, 1/4 genggam daun sembung,
1/4 genggam pegagan, 3/4
sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4
sendok teh ketumbar, 1/2
jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang
kunyit, 3/4 jari kayu
manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-
potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih. sampai
tersisa kira-kira
setengahnya. Setelah dingin disaring,
dibagi untuk
3 kali minum, habis
dalam 1 hari.
6. Radang telinga tengah:
1/2 genggam daun dicuci
bersih lalu digiling halus. Remas dengan
1 sendok makan air
garam, diperas dan disaring. Airnya dipakai
untuk menetes anak
telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kali
sehari,
setiap kali 3 tetes.
7. Ekzema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis:
Batang dan daun segar
secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus,
tempelkan ketempat
kelainan.
Catatan:
Sudah dibuat obat suntik. lnjeksi obat ini menimbulkan rasa sakit
lokal. Minum herba ini menimbulkan rasa bau yang khas pada hawa napas dan
kencing si pemakai.

No comments:
Post a Comment