Berupa semak, pada umumnya ditanam sebagai pasar hidup atau tumbuh liar di
hutan, tanggul sungai atau dipelihara sebagai tanaman obat. Di Jawa tumbuh pada
ketinggian 1 - 500 m. di atas permukaan laut. Tumbuh tegak, tinggi dapat
mencapai 2 m, percabangan banyak, dimulai dari dekat pangkal batang.
Cabang-cabang yang masih muda berwarna ungu gelap, dan bila sudah tua warnanya
menjadi coklat mengkilat. Daun letak berhadapan, berupa daun tunggal yang
bentuknya lanset dengan
panjang 5-20 cm, lebar 1 - 3,5 cm, tepi rata, ujung daun meruncing, pangkal berbentuk biji bertangkai pendek antara 5 - 7,5 mm, warna daun hijau gelap. Bunga kecil berwama putih atau dadu yang tersusun dalam rangkaian berupa malai/bulir yang menguncup, berambut menyebar dan keluar dari ketiak daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk bulat panjang. Selain yang berbatang hitam (lebih populer) ada juga yang berbatang hijau.
panjang 5-20 cm, lebar 1 - 3,5 cm, tepi rata, ujung daun meruncing, pangkal berbentuk biji bertangkai pendek antara 5 - 7,5 mm, warna daun hijau gelap. Bunga kecil berwama putih atau dadu yang tersusun dalam rangkaian berupa malai/bulir yang menguncup, berambut menyebar dan keluar dari ketiak daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk bulat panjang. Selain yang berbatang hitam (lebih populer) ada juga yang berbatang hijau.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Rasa pedas, sedikit asam, netral. Melancarkan peredaran darah (Circulation promoting, stag-nant blood dispelling), antireumatik.
KANDUNGAN KIMIA:
Justicin, minyak atsiri, kalium dan alkaloid yang agak beracun.
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Rasa pedas, sedikit asam, netral. Melancarkan peredaran darah (Circulation promoting, stag-nant blood dispelling), antireumatik.
KANDUNGAN KIMIA:
Justicin, minyak atsiri, kalium dan alkaloid yang agak beracun.
Nama Lokal :
Handarusa (Sunda), Gandarusa, tetean, trus (jawa),; Ghandharusa (Madura), Gandarisa (Bima), Puli (Ternate).; Besi-besi (Aceh), gandarusa (Melayu).; Bo gu dan (China).
Handarusa (Sunda), Gandarusa, tetean, trus (jawa),; Ghandharusa (Madura), Gandarisa (Bima), Puli (Ternate).; Besi-besi (Aceh), gandarusa (Melayu).; Bo gu dan (China).
Penyakit
Yang Dapat Diobati :
Luka terpukul (memar), Tulang patah, Reumatik, Bisul; Borok, Koreng
Luka terpukul (memar), Tulang patah, Reumatik, Bisul; Borok, Koreng
Pemanfaatan
:
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Luka terpukul (memar), tulang patah fracture).
2. Reumatik persendian.
3. Bisul, borok, koreng.
PEMAKAIAN: 15 - 30 gr, direbus atau ditumbuk kemudian diperas dan
diminum airnya. Kulit pohon dipakai untuk merangsang muntah, daun dapat
digunakan untuk membunuh serangga.
PEMAKAIAN LUAR: Tanaman segar dilumatkan, tempelkan ketempat
yang sakit.Tanaman segar direbus, airnya untuk cuci.
CARA PEMAKAIAN:
1. Tulang patah, bisul:
Yang segar dilumatkan
atau yang kering dihaluskan, diaduk dengan
arak, cuka secukupnya,
untuk kompres. Tulang yang patah sudah
dalam posisi yang benar
dan terfiksasi.
2. Memar, keseleo, reumatik:
15 - 30 gr kering atau
30 - 60 gr gandarusa segar direbus minum
airnya.
3. Memar:
Daun gandarusa diolesi
minyak, layukan di atas api. Tempelkan
ke
tempat sakit.
CATATAN :
Di India dan Asia Tenggara, dipakai sebagai penurun panas,
merangsang muntah, anti reumatik, pengobatan sakit kepala, kelumpuhan otot
wajah, eczema, sakit mata dan telinga.
PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman ini.

No comments:
Post a Comment