Uraian :
Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di
kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum
diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang
memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di
sana memang bisa ditemukan tanaman ini.
Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.
Mahkota dewa tumbuh subur di tanah yang gembur dan subur pada ketinggian 10-1.200 m dpl. Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnanya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih, dan harum. Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setelah masak. Daging buah berwarna putih, berserat, dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecokelatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.
Komposisi :
Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid.
Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA ASING -
NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa).
NAMA DAERAH Simalakama (Melayu), makutadewa, makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa). NAMA ASING -
NAMA SIMPLISIA Phaleriae Fructus (buah mahkota dewa).
Penyakit
Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan anti kanker. Biji berracun.
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitas ekstrak buah mahkota dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukemia 1210, menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam ekstrak buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt., tesis S-2 di FMIPA UL Suara Pembaruan, Rabu, 9 April 2003).
SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan anti kanker. Biji berracun.
EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitas ekstrak buah mahkota dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penapisan antikanker in vitro terhadap sel leukemia 1210, menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam ekstrak buah mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol dan senyawa syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati MSi, Apt., tesis S-2 di FMIPA UL Suara Pembaruan, Rabu, 9 April 2003).
Pemanfaatan
:
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun; daging dan
kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang telah
dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.
INDIKASI
Kulit buah dan daging buah digunakan untuk:
- disentri,
- psoriasis, dan jerawat.
Daun dan biji digunakan untuk pengobatan
- penyakit kulit, seperti ekzim dan gatal-gatal.
CARA PEMAKAIAN
Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat
yang diminum, gunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa
hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya.
Untuk penyakit berat, seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang
harus lebih besar agar mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang
timbul.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Disentri
Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 g) dengan
dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring clan
minum airnya sekaligus. Lakukan 2--3 kali dalam sehari.
Psoriasis
Belah buah mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu
iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. Rebus simplisia ini dengan satu liter
air dengan api besar. Setelah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya
tersisa seperempatnya. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali,
masing-masing separuhnya. Jika timbul gejala keracunan, turunkan dosis atau
hentikan penggunaannya.
Eksim, gatal-gatal
Cuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus.
Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut. Ganti 2--3 kali dalam sehari.
Catatan:
Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan
keamanan. Jika bermanfaat untuk penyembuhan penyakit, tetapi tidak aman karena
beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun keracunan
kronis yang mungkin terjadi.
Bagian buah, terutama bijinya berracun. Jika buah segar dimakan
langsung, bisa menyebabkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, kejang, sampai
pingsan.
Menggunakan dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa
menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala kronis.
Ibu hamil dilarang minum tanaman obat ini.

No comments:
Post a Comment