Uraian :
Perdu tegak atau setengah merambat, bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada varietas yang tidak berduri tinggi + 2 m. Terdapat sampai 1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas, banyak dipakai sebagai tanaman pagar, bau khas. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar
dengan perabaan permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih, merah muda, jingga kuning, dsb. Buah seperti buah buni berwarna hitam mengkilat bila sudah matang.
Perdu tegak atau setengah merambat, bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada varietas yang tidak berduri tinggi + 2 m. Terdapat sampai 1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas, banyak dipakai sebagai tanaman pagar, bau khas. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar
dengan perabaan permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih, merah muda, jingga kuning, dsb. Buah seperti buah buni berwarna hitam mengkilat bila sudah matang.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Akar: Rasa manis, sejuk. Penurun panas,
penawar racun (antitoxic), penghilang sakit. Daun: rasa pahit, sejuk, berbau,
agak beracun (toxic). Menghilangkan gatal (anti pruritus), antitoxic,
menghilangkan pembengkakan. (anti-swelling). Bunga: Rasa manis, sejuk,
penghenti perdarahan (hemostatik).
KANDUNGAN KIMIA:
Daun: Lantadene A (0,31-0,68%),
lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid, humulene (mengandung minyak
menguap 0,16 - 0,2%), Beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene,
p-cymene.
Nama Lokal :
Kembang satek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok,; cente (Sunda) kembang telek, obio, puyengan, tembelek,; tembelekan, teterapan (jawa), kamanco, mainco,; tamanjho (Madura), Bunga pagar, kayu singapur, lai ayam; (Sumatera); Wu se mei (China).
Kembang satek, saliyara, saliyere, tahi ayam, tahi kotok,; cente (Sunda) kembang telek, obio, puyengan, tembelek,; tembelekan, teterapan (jawa), kamanco, mainco,; tamanjho (Madura), Bunga pagar, kayu singapur, lai ayam; (Sumatera); Wu se mei (China).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Influenza, TBC, reumatik, keputihan, Batuk darah, Sakit kulit; Bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, Asma, Memar.
Influenza, TBC, reumatik, keputihan, Batuk darah, Sakit kulit; Bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, Asma, Memar.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Daun, bunga,
akar, kering.
KEGUNAAN:
1. Akar:
Influenza, TBC kelenjar,
rheumatik, fluor albus (keputihan).
2. Bunga:
TBC dengan batuk darah,
asthmatis.
3. Daun:
Obat sakit kulit, bisul,
bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, rheumatik, memar.
PEMAKAIAN LUAR:
Daun segar dilumatkan untuk
ditempelkan ke tempat yang sakit atau direbus secukupnya untuk cuci pada
penyakit kulit, bisul, luka berdarah, memar, keputihan.
CARA PEMAKAIAN:
- TBC paru dengan batuk darah: 6 - 10
gr. bunga kering direbus.
- Rheumatik: rebusan akar secukupnya
untuk mandi.
PERHATIAN :
- Kelebihan dosis menyebabkan pusing
dan muntah-muntah.
- Wanita hamil: tidak boleh, kematian
janin!

No comments:
Post a Comment