Uraian :
Tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di pantai yang tidak berawa
atau di dekat pesisir. Waru tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang
ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah
yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya
tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5-15
m. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya cokelat. Daun bertangkai,
tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm.
Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.
Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol, sedangkan akarnya mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau, kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati.
NAMA ASING Tree hibiscus.
NAMA SIMPLISIA Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
NAMA DAERAH Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau, kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati.
NAMA ASING Tree hibiscus.
NAMA SIMPLISIA Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan peluruh kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid.
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak, dan peluruh kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah daun,
akar, dan bunga.
INDIKASI
Daun waru digunakan untuk pengobatan
:
TB paru-paru, batuk, sesak napas,
Radang amandel (tonsilitis),
Demam,
Berak darah dan lendir pada anak,
muntah darah,
Radang usus,
Bisul, abses,
Keracunan singkong,
Penyubur rambut, rambut rontok,
Akar digunakan untuk mengatasi :
terlambat haid,
demam.
Bunga digunakan untuk pengobatan :
radang mata.
CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, gunakan daun
segar sebanyak 50-100 g atau 15-30 g bunga. Rebus dan air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun
waru segar secukupnya sampai halus. Turapkan ramuan ini pada kelainan kulit,
seperti bisul atau gosokkan pada kulit kepala untuk mencegah kerontokan rambut
dan sebagai penyubur rambut.
CONTOH PEMAKAIAN:
TB Paru
1.Potong-potong 1 genggam daun waru
segar, lalu cuci seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus
sampai airnya tersisa sekitar 3/4-nya. Setelah dingin, saring dan tambahkan air
gula ke dalam air saringannya, lalu minum, sehari 3 kali, masing-masing 3/4
gelas minum.
2.Sediakan daun waru, pegagan
(Centella asiatica L.), dan daun legundi (Vitex trifolia L.) (masing-masing 1/2
genggam), 1/2 jari bidara upas (Merremia mammosa Lour.), 1 jari rimpang kencur
(Kaempferia galanga L.), dan 3 jari gula enau. Cuci semua bahan-bahan tersebut,
lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam periuk tanah atau panci email.
Masukkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4nya.
Setelah dingin, saring dan air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali,
masing-masing 3/4 gelas.
Batuk
Cuci 10 lembar daun waru segar, lalu
potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai
airnya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin saring dan air saringannya diminum,
sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian. Sebelum diminum, tambahkan madu
secukupnya.
Batuk berdahak
Cuci 10 lembar daun waru yang masih
muda sampai bersih, lalu tambahkan gula batu seukuran telur burung merpati.
Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa 3/4 bagian.
Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali minum,
masing-masing 1/3 bagian.
Radang amandel
Cuci 1 genggam daun waru segar, lalu
rebus dalam 2 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 1/2 gelas.
Setelah dingin, saring dan air saringannya digunakan untuk berkumur (gargle),
terus diminum, sehari 3-4 kali, setiap kali cukup seteguk.
Radang usus
Makan daun waru muda yang masih
kuncup sebagai lalap.
Berak darah dan lendir pada anak
Cuci 7 lembar daun waru muda (yang
masih kuncup) sampai bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sambil diremas-remas
sampai airnya mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah
sambil diaduk sampai larut. Peras dan saring menggunakan sepotong kain halus.
Minum air saringan sekaligus.
Muntah darah
Cuci 10 lembar daun waru segar sampai
bersih, lalu giling halus. Tambahkan 1 cangkir air minum sambil diremas-remas.
Selanjutnya, saring dan tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringannya,
lalu minum sekaligus.
Rambut rontok
Cuci 301embar daun waru segar dan 20
daun randu segar ( Ceiba pentandra Gaertn.), lalu giling sampai halus.
Tambahkan 2 sendok makan minyak jarak dan air perasan 1 buah jeruk nipis,
sambil diaduk sampai rata. Saring ramuan tersebut menggunakan sepotong kain
sambil diperas. Gunakan air perasannya untuk menggosok kulit kepala sambil
dipijat ringan. Lakukan sore hari setelah mandi, lalu bungkus rambut dengan
handuk atau sepotong kain. Selanjutnya, cuci rambut keesokan harinya. Lakukan 3
kali seminggu.
Penyubur rambut
Cuci 15 lembar daun waru muda, lalu
remas-remas dalam 1 gelas air bersih sampai airnya seperti selai. Selanjutnya,
peras dan saring menggunakan sepotong kain. Embunkan cairan yang terkumpul
selama semalam. Keesokan paginya, gunakan cairan tersebut untuk membasahi
rambut dan kulit kepala. Alhasil, kepala menjadi sejuk dan rambut akan tumbuh
lebih subur.

No comments:
Post a Comment